Komet si Pencari Keong Yang Sembuh Dari Kanker Dengan RP Propolis Testimoni

Rahmad Sugiarto, 28 tahun, tinggal di daerah Sidoluhur, Godean, Sleman. Jogjakarta. Ia bekerja serabutan asal halal, seperti mencari keong di sawah yang kemudian oleh Amanatun, istrinya, dijadikan sate keong untuk dijual kewarung-warung di sekitar Godean.
Nama panggilannya Komet, ia dikenal oleh teman-temannya sebagai sosok pekerja keras. Sejak kecil ia sudah yatim pitau. Tumbuh tanpa kedua orang tua bukanlah sebuah perjuangan yang mudah, namun tetap dijalaninya dengan kesabaran dan penuh rasa syukur. Hal terberat yang dirasakannya adalah saat ia menderita penyakit yang tidak dimengerti oleh dirinya.
�Dulu sering saya tiba-tiba ambruk di sawah saat mencari keong, pingsan. Saat pingsan itu, saya sendiri di sawah, tidak ada orang yang menolong, karena saya sering mencari keong malam hari. Biasanya jika agak lama tidak pulang istri yang menyusul ke sawah, dan jika saat itu saya pingsan maka istri akan menggendong saya pulang ke rumah,� kisah Komet.
Komet mulai tidak tahan dengan rasa sakit yang dideritanya sejak Desember 2010. Ia tidak bisa lagi beraktifitas karena sakitnya semakin parah, dimana darah selalu keluar dari hidung sehingga ia harus bernafas dengan mulut. Makan dan minum pun tidak bisa normal dia lakukan. Puncaknya adalah saat kedua matanya tidak bisa lagi melihat, lalu kedua telinganya menjadi tuli dan lehernya tidak lagi bisa digerakkan ke kiri dan ke kanan.
Berbekal kartu miskin, Komet kemudian berobat ke RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta dan didiagnosa menderita Penyakit Kanker NPC (Nusopharing Corsinoma) yaitu Penyakit Kanker didaerah sinus yang ternyata sudah berada di stadium 3 dan tipe 2 dan sudah menjalar hampir ke otak. Dokter bilang, begitu cerita Komet, bahwa penyakitnya tersebut tidak ada obatnya.
Selama hampir dua tahun kemudian, Komet hidup bertarung dengan penyakit kanker tersebut. Hingga pada bulan Februari 2013, salah seorang teman yang berkunjung memberinya Propolis Rhizoma untuk dikonsumsi. Tanpa tahu �obat� apa yang diterimanya, Komet langsung menerima.
�Saat Bang Iwan datang memberikan obat Propolis Rhizoma itu saya langsung menerima dan ingin mencobanya, karena selama ini saya tidak pernah minum obat untuk penyakit saya, karena resep yang diberikan oleh dokter kepada saya terlalu mahal buat saya tebus,� kenang Komet.
Rahmad kemudian mengkonsumsi Propolis Rhizoma sesuai anjuran yang di sarankan Bang Iwan dan hasilnya, �Setelah minum Propolis Rhizoma selama satu minggu, dengan dosis 10 tetes tiap 2 jam, saya kembali bisa melihat, dan yang tidak saya sadari adalah bahwa saya juga bisa kembali mendengar, dan leher saya kembali bisa saya gerakkan, saat itu selain meminumnya dengan campuran air satu botol aqua, juga saya tetes langsung ke hidung, masing-masing satu tetes.�
Selama mengkonsumsi Propolis Rhizoma, Komet juga terus berobat ke RSUP Sardjito, namun saya tidak pernah minum obat yang di sarankan, karena tidak ada biaya. Jadi satu-satunya �obat� yang dia minum adalah Propolis Rhizoma.
Bang Iwan terus menyuplai Propolis Rhizoma untuk Komet, dan setelah lebih kurang 3,5 bulan, hasil pemeriksaan endoscopy di RSUP dr. Sardjito pada bulan Juni 2013 yang lalu sudah menunjukkan hasil yang negatif.
�Dan perkembangan terakhir yang saya rasakan sejak saya mengkonsumsi Propolis Rhizoma hingga saat ini adalah Alhamdulillah saya lebih kuat, tidak lagi pernah pingsan, dan tidak ada lagi darah yang keluar dari hidung. Saya Mohon do�a dari semuanya semoga saya benar-benar bisa sembuh total, dan penyakitnya tidak datang lagi, � ujarnya kepada tim News Rhizoma saat mengakhiri perbincangan, sambil menyerahkan segepok laporan medis dari RSUP dr. Sardjito. �Untuk dipelajari,� ujarnya.

Semoga informasi artikel ini bermanfaat buat anda yang membutuhkan.
Sumber: News Rhizoma, Edisi II, Juli 2013
Nama panggilannya Komet, ia dikenal oleh teman-temannya sebagai sosok pekerja keras. Sejak kecil ia sudah yatim pitau. Tumbuh tanpa kedua orang tua bukanlah sebuah perjuangan yang mudah, namun tetap dijalaninya dengan kesabaran dan penuh rasa syukur. Hal terberat yang dirasakannya adalah saat ia menderita penyakit yang tidak dimengerti oleh dirinya.
�Dulu sering saya tiba-tiba ambruk di sawah saat mencari keong, pingsan. Saat pingsan itu, saya sendiri di sawah, tidak ada orang yang menolong, karena saya sering mencari keong malam hari. Biasanya jika agak lama tidak pulang istri yang menyusul ke sawah, dan jika saat itu saya pingsan maka istri akan menggendong saya pulang ke rumah,� kisah Komet.
Komet mulai tidak tahan dengan rasa sakit yang dideritanya sejak Desember 2010. Ia tidak bisa lagi beraktifitas karena sakitnya semakin parah, dimana darah selalu keluar dari hidung sehingga ia harus bernafas dengan mulut. Makan dan minum pun tidak bisa normal dia lakukan. Puncaknya adalah saat kedua matanya tidak bisa lagi melihat, lalu kedua telinganya menjadi tuli dan lehernya tidak lagi bisa digerakkan ke kiri dan ke kanan.
Berbekal kartu miskin, Komet kemudian berobat ke RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta dan didiagnosa menderita Penyakit Kanker NPC (Nusopharing Corsinoma) yaitu Penyakit Kanker didaerah sinus yang ternyata sudah berada di stadium 3 dan tipe 2 dan sudah menjalar hampir ke otak. Dokter bilang, begitu cerita Komet, bahwa penyakitnya tersebut tidak ada obatnya.
Selama hampir dua tahun kemudian, Komet hidup bertarung dengan penyakit kanker tersebut. Hingga pada bulan Februari 2013, salah seorang teman yang berkunjung memberinya Propolis Rhizoma untuk dikonsumsi. Tanpa tahu �obat� apa yang diterimanya, Komet langsung menerima.
�Saat Bang Iwan datang memberikan obat Propolis Rhizoma itu saya langsung menerima dan ingin mencobanya, karena selama ini saya tidak pernah minum obat untuk penyakit saya, karena resep yang diberikan oleh dokter kepada saya terlalu mahal buat saya tebus,� kenang Komet.
Rahmad kemudian mengkonsumsi Propolis Rhizoma sesuai anjuran yang di sarankan Bang Iwan dan hasilnya, �Setelah minum Propolis Rhizoma selama satu minggu, dengan dosis 10 tetes tiap 2 jam, saya kembali bisa melihat, dan yang tidak saya sadari adalah bahwa saya juga bisa kembali mendengar, dan leher saya kembali bisa saya gerakkan, saat itu selain meminumnya dengan campuran air satu botol aqua, juga saya tetes langsung ke hidung, masing-masing satu tetes.�
Selama mengkonsumsi Propolis Rhizoma, Komet juga terus berobat ke RSUP Sardjito, namun saya tidak pernah minum obat yang di sarankan, karena tidak ada biaya. Jadi satu-satunya �obat� yang dia minum adalah Propolis Rhizoma.
Bang Iwan terus menyuplai Propolis Rhizoma untuk Komet, dan setelah lebih kurang 3,5 bulan, hasil pemeriksaan endoscopy di RSUP dr. Sardjito pada bulan Juni 2013 yang lalu sudah menunjukkan hasil yang negatif.
�Dan perkembangan terakhir yang saya rasakan sejak saya mengkonsumsi Propolis Rhizoma hingga saat ini adalah Alhamdulillah saya lebih kuat, tidak lagi pernah pingsan, dan tidak ada lagi darah yang keluar dari hidung. Saya Mohon do�a dari semuanya semoga saya benar-benar bisa sembuh total, dan penyakitnya tidak datang lagi, � ujarnya kepada tim News Rhizoma saat mengakhiri perbincangan, sambil menyerahkan segepok laporan medis dari RSUP dr. Sardjito. �Untuk dipelajari,� ujarnya.

Semoga informasi artikel ini bermanfaat buat anda yang membutuhkan.
Sumber: News Rhizoma, Edisi II, Juli 2013
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.