Lukisan senja
Pria itu menatap kosong.....
Searah garis horisontal diufuk senja.....
Coba memungut kembali fragmen kehidupan yang tercecer
Sekilas seperti melukis potret diri di udara
Membubuhkan warna emas keperakan disetiap goresan
Bening keringat menggambarkan kosentrasi dan imaji yang tercurah
Sambil tersenyum bijak menggumamkan makian dan sumpah serapah
Telah dia rasakan pahitnya gula.....
dinginnya bara......
manisnya empedu....
dan hangatnya salju....
Bukan hanya terlihat dari rambut yang memutih...
Tapi juga garis keras dan tegas yang menggurat setiap inci wajahnya
Saat keinginan dan jalan hidup tak lagi selaras...
Harapan dan cita sekedar hiasan akan ilusi idealisme belaka...
Maka wujud dan eksistensi tak lagi soal prinsip dan teori semata...
Cinta dan kasih sayang bukanlah apa apa, akan tetapi segalanya....
Ketika malam menghampiri...
Aku hanya bisa berkata....
" Bapak, boleh kumiliki lukisan senja itu...????"
Penulis : Jeje Ardi
07 Oktober 2009
Coba memungut kembali fragmen kehidupan yang tercecer
Sekilas seperti melukis potret diri di udara
Membubuhkan warna emas keperakan disetiap goresan
Bening keringat menggambarkan kosentrasi dan imaji yang tercurah
Sambil tersenyum bijak menggumamkan makian dan sumpah serapah
Telah dia rasakan pahitnya gula.....
dinginnya bara......
manisnya empedu....
dan hangatnya salju....
Bukan hanya terlihat dari rambut yang memutih...
Tapi juga garis keras dan tegas yang menggurat setiap inci wajahnya
Saat keinginan dan jalan hidup tak lagi selaras...
Harapan dan cita sekedar hiasan akan ilusi idealisme belaka...
Maka wujud dan eksistensi tak lagi soal prinsip dan teori semata...
Cinta dan kasih sayang bukanlah apa apa, akan tetapi segalanya....
Ketika malam menghampiri...
Aku hanya bisa berkata....
" Bapak, boleh kumiliki lukisan senja itu...????"
Penulis : Jeje Ardi
07 Oktober 2009
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.